Sabtu, 30 April 2016

Sukses Budidaya Burung Walet Part II

D. Pemeliharaan
Perawatan Ternak
Setelah penetasan, anak burung walet tidak berbulu dan sangat lemah. Anak burung walet yan belum bisa makan sendiri perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas.

Temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ±10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian diletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak walet akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.

Sumber Pakan
Burung walet merupakan pencari makan sendiri, burung ibi adalah tipe burung liar. Makanan burung walet adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Agar mendapatkan hasil sarang walet yang memuaskan, pengelola sangatlah perlu menyediakan makanan tambahan terutama ketika musim kemarau.
    Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:
    a. Menanam tanaman dengan tumpang sari.
    b. Budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
    c. Membuat kolam dipekarangan rumah walet.
    d. Menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.

Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran akan menumpuk dilantai. Kotoran-kotoran tersebut harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung
Contoh Bangunan Sarang Walet

E. Hama dan penyakit
Hama dan penyakit tentu memiliki dampak yang tidak baik untuk kesehatan dan hasil sarang burung walet, beberapa hama dan penyakit  yang sering muncul di gedung adalah seperti berikut :
Tikus
Hama ini sangatlah benar-benar menggangu dan dapat merugikan pengelola rumah walet, karena tikus memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
Semut
Serangga ini cukup menggangu, seperti semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
Kecoa
Kecoa selain menyebarkan penyakit kepada manusia, binatang ini juga memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.
Cicak dan Tokek
Contoh Hama Sarang Walet
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.

F. Masa Panen
Masa panen Sarang burung walet dapat dilakukan apabila keadaannya sudah memungkinkan. Pemetikan sarang burung walet diperlukan cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu. Apabila terjadi kesalahan dalam memanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.
Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:
Panen rampasan 
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur. 

Panen Buang Telur 
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
    
Panen Penetasan 
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.

Adapun waktu panen adalah:
Panen 4 kali setahun 
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihunidan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panenselanjutnya dengan pola buang telur
    
Panen 3 kali setahun 
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
    
Panen 2 kali setahun 
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet.


H. Pascapanen
Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor. Pemisahan dilakukan agar nilai harga sarang burung walet tetap bagus,

Demikian Cara Budidaya Sarang Burung Walet Agar Sukses, selamat mencoba dan semoga sukses!

Share this